Sudah lama juga nggak buka-buka ini blog. Pas saya masuk yah sudah lumayan berdebu lah, berandanya aja udah mulai lumutan, tikus-tikus udah berkeliaran di mana-mana. Trus udah ada mas-mas KUMUH yang boker di sini (emangnya jamban?). Akhir-akhir ini Kesibukan kuliah mulai menggerogoti dan mencekek leher saya dengan tumpukkan tugas-tugas yang (MasyaALLAH) maha bejibun deh. Tapi dibalik semua itu ada hikmah yang dapat kita petik di dalamnya. Yah misalnya seperti skill ‘drawing’ saya yang semakin terasah.
Tapi diantara segala macam mata kuliah yang maha mencekek tersebut, tetap ada mata kuliah yang saya senangi. Mata kuliah tersebut adalah GAMBAR ARSITEKTUR 2 (GA2). Mata kuliah ini merupakan mata kuliah lanjutan dari Gambar Arsitektur 1 (GA1). Tapi di mata kuliah ini ada hal yang menyenangkan. Berbeda dengan GA1 yang lebih menekankan pada dasar-dasar teknik menggambar 2 dimensi dan 3 dimensi yang baik dan teratur juga tata cara membaca presentasi gambar. Di GA2 kita lebih ditekankan bisa menggambar sketsa 3 dimensi bangunan ataupun koridor lengkap dengan hasil rendering-nya.
Di dalam postingan ini saya ingin berbagi ilmu dengan para pembaca blog ini. Tentang pengalaman dan kiat-kiat saya dalam mensketsa bangunan. Berikut akan saya cantumkan hasil-hasil tugas-tugas saya selama semester ini (Masih semester 2 loh, masih muda).
MARI MENGGAMBAR DAN KHAYALKAN DUNIA MASA DEPAN...
Berikut akan saya paparkan ... ... ... *bertapa 30 menit*
Dimulai dari pembuatan garis tepi pada kanvas gambar. (Ya iyalah, anak TK juga tahu kalo mau menggambar tuh harus bikin garis tepi dulu). Selanjutnya tentukan dari arah mana kita memandang objek tersebut. Kemudian adalah menentukan besarnya dimensi objek bangunan. Cara menentukannya adalah dengan menentukan perletakkan Garis Horison, titik hilang, garis Vertikal terluar, dan garis proyeksi titik hilang terluar.
Garis horison merupakan garis yang membentang lurus secara horisontal, dari tempat dimana kita memandang sebuah objek. Yah kalo di pantai-pantai kita bisa melihat garis horison itu sebagai garis pertemuan antara laut dan langit dimana di situlah batasan indera penglihatan manusia. Sedangkan titik hilang menurut senior saya Frank Ching merupakan titik dimana garis-garis yang sejajar (tapi tidak sejajar dalam bidang gambar) tampak akan bertemu dalam gambar. Garis vertikal yang dimaksud adalah garis-garis proyeksi yang membentang lurus secara vertikal, dalam gambar perspektif 2 titik hilang garis-garis proveksi vertikal ini seluruhnya sejajar. Dan garis proyeksi titik hilang ini adalah garis-garis miring dengan kemiringan tak tentu yang berawal di titik hilang dan berakhir di pertemuan antara garis yang tercermin dari titik hilang di sampingnya atau pada gari proyeksi vertikal yang telah ditentukan. Sebenarnya garis Horisontal merupakan salah satu bagian daripada garis ini.
Ngerti kan? Kalo nggak ngerti berarti IQ kalian tuh nungging... :D
#BakarLaut #GulungAspal
Agar kalian tidak bingung dengan penjelasan saya tadi coba Perhatikan gambar-gambar berikut: